Saturday, June 20, 2009

Suatu Ketika...

Sudah hampir dua bulan saya, suami dan anak menempati rumah sendiri pemberian suami. Nah, di sinilah mulai menjadi Ibu rumah tangga total. Ya, karena semua harus dipikirkan termasuk membeli dan melengkapi perabot rumah. Syukurnya ada mbak yang membantu yang setiap pagi bersama anaknya datang bersihkan rumah. Namun urusan masak, saya idealis sebisa mungkin, sesempat mungkin saya yang masak. huhehe. Pokoke, urusan mandikan anak, kasi makan, masak, adalah saya.


Setelah beberapa lama tinggal dirumah ini, tamu laki-laki suami berdatangan, untuk sekedar bertamu dan tanya tanya internet sambil hot spot an dirumah. Di tambah adanya perekrutan karyawan untuk membantu kerjaan suami. Hampir tiap hari saya menyiapkan makanan dan minuman. Kadang saya memasak, kadang beli, kalo dah capek. (emang rodi) hehe. Kalau minuman memang saya sediakan minuman cepat saji, sekoteng/ nutrisari/ cappucino.hehe. Nah kalau cemilan dan masakan, kadang masak dari pagi sampai siang. Ditemani anak yang bergantian dengan suami momongnya.

Rasa-rasanya ramai terus ni rumah, bahkan malam minggu juga. Saya dan suami mesti menjadwalkan jalan bersama. Bahkan "menolak" tamu yang mau berkunjung malam minggu. Sebenarnya saya ingin banyak nyantai dengan suami dan anak. Menyepi sambil ngenet. Ya, insya Alloh akan lebih ditata lagi waktunya. Sering sekali tidurnya jam 12 keatas. Karena saya ingin bincang-bincang dulu dengan suami. Karena malam jam yang sangat efektif untuk komunikasi apa-apa saja.

Hingga suatu hari, saya keletihan dan tidur duluan. Namun ditengah malam jam satuan saya dikagetkan dengan suara ribut tetangga. Rupanya adik laki-laki penghuni di sebelah rumah datang setelah sebulan menghilang. Menurut cerita sih memang aga stress karena di pecat dari guru olahraga. Kasihan sekali, tengah malam abangnya yang sudah menyambut usia senja di bilangin tetangga, adiknya mau di gebukin orang. Syukurnya bisa di ajak pulang dan kemudian oleh abangnya dimandikan pakai rinso, masya Alloh, dan di sikat pakai pengepel. Malang benar. Karena bau dan kotor. Sambil diguyur sambil dimarahin dan teriak-teriak 2 bersaudara tersebut. Suami yang sudah masuk kamar, menunggu khawatir anak dan istri kaget, sudah tidak heran ketika saya terbangun kaget minta ampun. Yang saya pikirkan adalah ada kerusuhan (emang kalimantan) heheh. Maka pikiran saya cepat mengatakan "tutup pintu". Sebelum mengatakan demikian suami dah cerita bisik bisik tentang laki-laki malang adik tetangga sebelah rumah.

Ya Alloh, aneh-aneh saja, ya beginilah hidup berumah tangga dan memiliki tetangga, ada-ada saja.


2 comments :

  1. Assalamualaikum...berkunjung nih..kerumah baru kak sill...hemm ntar kalo maen k yogya ke rumah kak sil ah...hehehe...

    ReplyDelete
  2. Sil, pekabar bu? Taqabbalallahu minna waminkum. Domisilimu dimana tho jeng? Yeyen, my sista, skrg juga di Yk, ikut suaminya yg lagi S2. Kali aja Fawwaz, ponakanku itu bisa ketemu ma Ammah Sisil...;-) btw hp mu yg mana tho yg aktif???

    ReplyDelete

Copyright © 2014 Senang di Rumah