Friday, June 11, 2010

Anugrah dan Kebahagiaan yang Mengalir



Dulu, sewaktu awal punya anak, saya sempat terpikir keinginan, targetan-targetan hidup, pengembangan diri, dan kesenangan saya, akan sedikit demi sedikit terkikis. Sempat sedih dan tertekan karena kehausan akan intelektual saya benar-benar tak terpenuhi. Betul, kenyataannya waktu membaca, menulis, serta berkreativitas sangat berkurang, bahkan hampir colaps karena saya harus konsentrasi kepada anak saya. Bahkan, ingin rasanya ada pengasuh anak yang pintar dan terprogram menstimulasi bayi saya dengan banyak hal, sedang saya bisa tenang menulis, ngenet, membaca, studi banding kemana-mana, kuliah lagi, dan banyak hal. (ck ck ck egois sekali ya). Saya bersyukur tidak punya baby sister.

Namun, setelah berjalan waktu, ketika anak saya siap untuk ikut sekolah bayi, saya seperti tidak siap. Ketika saya akhirnya dengan sadar bahwa kebahagiaan saya adalah mendidik anak saya dengan tangan saya sendiri. Meski, harus belajar banyak, membaca tentang mendidik anak, mengajak anak jalan-jalan, sosialisasi, buat kreatifitas, kerajinan tangan, dan ternyata kalau dibuat banyak banget ya kurikulum untuk anak. Meski pusing, berkeringat, bahkan tertidur ketika membaca, ternyata intinya pendidikan anak usia dini tetap berada ditangan ibu. Harus tekun dan semangat. Saya teringat teman saya yang mempunyai bayi yang tunanetra, saya membayangkan bagaimana extranya dia belajar. Subhanallah.

Dan ketika saya dihadapkan bahwa taqdir yang saya pilih adalah maksimal mendidik anak maka pengembangan diri saya juga ikut terprogram, keinginan saya juga terpenuhi. Karena ibu pintar anak pintar, ibu sehat keluarga sejahtera. Akhirnya saya dengan bahagia, mengorbankan banyak hal yang saya senangi untuk sekedar memikirkan evaluasi pengembangan anak.

Saya hanya ikhtiar, membahagiakan anak saya sejak usia dini, karena waktu begitu cepat memangkas kebersamaan saya dengan anak saya. Dan keangkuhan saya runtuh, ketika anak saya memanggil Mama... Ayaah.... Saya sadar anaklah kebahagian saya dan suami. Anugrah yang mengalir.
Copyright © 2014 Senang di Rumah