Sunday, January 18, 2009

Ibu dan " Ibu"

Para Ibu atau anda tentu masih ingat tentang iklan Axis yang menampilkan seorang anak yang bernama Kiara yang empati, peduli, suka menolong, kasih sayang, dan kesan positive lainnya yang memukau. Walau sebenarnya iklan ini ingin menyampaikan pesan kepada pemirsa bahwa, Axis (salah satu operator telepon seluler) meski masih 'bayi" dalam dunia perseleluleran memiliki karakter seperti Kiara. Begitu baik bukan? Terlepas dari iklan tersebut, anda khususnya ibu atau wanita pasti ingin sekali memiliki anak dengan karakter seperti Kiara. Namun apa daya, kenyataannya adalah, banyak sekali disekeliling kita menyediakan hal-hal yang negative buat anak kita. Televisi, sekolah, lingkungan bermain sekitar rumah, dan banyak lagi yang mempengaruhi tumbuh kembang buah hati kita.

Jujur saja, saya sempat ngeri membayangkan tentang lingkungan anak saya kelak akan tumbuh kembang. Dengan kemajuan yang pesat dan arus informasi yang transparan tentu dengan mudah si kecil mengkonsumsi prilaku orang dewasa. Saya pernah mendengar cerita tentang anak SD yang sudah berbicara "kasar" yang seharusnya itu konsumsi orang dewasa. Ada juga yang kurang sopan dengan orang tua, tawuran, genk bocah dengan tingkat kesadisan yang luar biasa, dan masih banyak cerita pilu anak-anak lainnya. Ya, mungkin bisa menjadi inspirasi dengan kisah berikut dalam mencari solusi buat anak kita .

Sebut saja namanya Bunda Sabrina, seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari berada
dirumah, dia memutuskan berhenti kerja dikarenakan anaknya sudah mulai masuk SD. Mengapa berhenti? padahal karirnya lumayan diperhitungkan di perusahaan farmasi tempat dia bekerja. Walau Sabrina seorang Ibu rumah tangga, dia tetap idealis dan aktif di organisasi lingkungan rumahnya. Bunda Sabrina sangat sadar bahwa lingkungan sekitarnya sangat sedikit tempat bermain yang mendidik seusai pulang sekolah, dan di sekolah pun belum tentu mendapatkan pelajaran yang bisa membangun karakternya. Ditambah teman bermain anaknya kurang memiliki sopan santun seperti berbicara kasar, terbiasa menonton TV seenaknya, bermain semau-maunya hingga pulang sampai maghrib. Hal tersebut sangat merisaukan akhirnya dia memutuskan untuk mendirikan kelompok bermain dan belajar untuk anak-anak kecil dirumahnya. Tidak hanya memberikan cerita-cerita mendunia seperti runtuhnya andalusia, tentang athena dan yunani, ditambah kisah kaum nabi Luth yang sudah mulai di tanamkan sejak dini.

Dengan berbekal infocus (kredit) dan perpustakaan mini yang seadanya, dia mulai mengajak anak "melihat" dunia luar, mengajak mereka bermimpi tentang cita-cita peradaban ini. Sedikit demi sedikit ditanamkan nilai-nilai kesopanan dalam kehidupan sehari-hari dan karakter personal yang penting untuk ditanamkan sejak dini seperti bagaimana menumbuhkan empati, bertanggung jawab, dan lain-lain. Uniknya tidak ada paksaan kapan anak-anak mesti berkumpul. Disitulah anak-anak malah selalu rindu untuk bermain kerumah Bunda Sabrina.

Menjadi Ibu memang membahagiakan, tapi menjadi "Ibu" buat anak-anak sekitar rumah kita adalah hal yang menakjubkan... Mungkin anda akan menyusul?



0 komentar :

Post a Comment

Copyright © 2014 Senang di Rumah