Sunday, February 8, 2009

Menyelami Empati


Terinspirasi dari cerita OSHIN, saya memutuskan untuk belajar. Sebuah film lama yang inspiratif mengajarkan bagaimana kita peduli dan berempati. Saya ingat adegan Oshin, Ibunya dan seorang Nenek serta Cucunya.

Saat Oshin ketemu Ibunya yang telah lama terpisah. Oshin yang tinggal (untuk kerja sebagai pembantu/pengasuh bayi) di rumah salah satu pejabat secara tidak sengaja melihat Ibunya yang menjadi pemandu para pejabat, kasarnya pelayan. Oshin ingin berteriak tapi suara itu tertahan yang ada hanya desisan "Ibu..". Sang Ibu yang tau Oshin melihatnya dengan cepat memalingkan wajahnya.

Saat malam tiba Oshin mendengar bahwa Ibunya dan para pejabat itu bermalam tidak jauh dari tempat Oshin tinggal. Lalu dengan mengendap-ngendap Oshin keluar untuk menemui Ibunya. Tanpa disengaja sang Ibu juga mencari Oshin.

"Ibu..sedang apa Ibu disini?". Oshin menatap sang Ibu dengan perasaan gusar dan sedih. Dengan terbata-bata sambil mensejajarkan posisi badannya dengan tinggi Oshin, Ibunya pun berkata, "Ibu kesini hanya ingin menemui kamu nak, ingin memastikan keadaan dirimu baik-baik saja. Syukurlah kamu tinggal di rumah ini. Ibu sengaja menjadi pelayan pejabat itu dan memakai baju ini hanya karena ingin menemuimu nak.. Ini Ibu ada sedikit uang untuk kamu gunakan.." dengan cepat Oshin menjawab "Oh, tidak Ibu, uang itu Ibu gunakan saja untuk nenek yang sedang sakit, aku.. aku sudah sangat senang dan cukup dengan boneka pemberian Ibu dulu". Mereka berdua pun berpelukan, tak bisa ditahan tangis Ibu satu anak ini membayangkan beban berat yang dipikul anak kecil seusia oshin hanya untuk bertahan hidup.

Oshin menahan sakit, sakit yang teramat dalam atas kondisi, sekuat tenaga air mata itu pun enggan tumpah, hanya sesak yang tiba-tiba menekan dadanya. Mereka cepat sadar harus kembali ke tempat masing-masing. Dengan berat dan air mata terurai sang Ibu melepas Oshin. Oshin kecil kembali masuk kedalam, tak kuasa menahan tangis hingga tubuhnya tak mampu lagi berdiri, hanya pintu pembatas yang menahannya agar tidak jatuh. Oshin terduduk lemas, batin Oshin sakit, perih berpisah lagi dengan orang yang teramat berharga.

Sesampainya ia ke dalam rumah, ibu Tuan rumah tempat Oshin bekerja mendatanginya dan berkata "Oshin… Wanita itu.. bekerja tidak untuk dirinya tapi untuk orangtua, suami, dan anak-anaknya. Wanita dengan rela ataupun terpaksa bekerja karena tidak egois, mereka lebih mengutamakan keberlangsungan kehidupan orang-orang yang disayanginya". Wanita tua ini menatap Oshin lama, dan Oshin hanya terdiam memaknai semua.

"Oiya Oshin tolong nasi lobak yang aku suruh kau masak segera disajikan untuk Yumei, nanti kau makan juga bersama Yumei". Yumei adalah cucu pertamanya. Yumei sedang marah mengurung diri dikamar hingga malam karena neneknya tidak mengijinkan ia membeli kimono baru yang sedang trend. Baju itu tidak mahal bagi ukuran mereka. Namun sangat mewah jika dipakai ke sekolah. Sang nenek bersikeras melarang memberikan makanan kepada cucunya dan membiarkan hingga nanti dia akan keluar karena lapar. Dengan bergegas Oshin menata nasi lobak tersebut beserta lauk pauknya dan membawanya dihadapan Yumei. Yumei pun segera melahap Nasi lobak itu dan cepat memuntahkannya kembali. "Nasi apa ini nek? mana nasi putihnya?" ketus Yumei berujar. Sang Nenek menjawab, “Itu namanya nasi lobak. Nasi lobak di jepang menandakan kemiskinan. Karena Nasi putih itu mahal, sehingga tidak semua orang mampu membeli nasi putih. Tanyakan pada Oshin berapa lama ia memakan nasi lobak!” Oshin pun menjawab dengan polos, “Aku memakan Nasi Lobak sudah sejak kecil.. Nasi Lobak enak dimakan saat keadaan lapar, keluargaku semuanya memakan nasi lobak, kadang kami harus berbagi agar semuanya dapat makan”. Oshin menjelaskan dengan suapan Nasi lobak kedalam mulutnya. Kejadian ini mengingatkan ia pada masa kecilnya dan keluarganya yang terpisah-pisah.

Ada dua pelajaran empati yang saya petik:
Pertama seorang Oshin (anak kecil) mengajarkan kita memahami dan merasakan penderitaan orang lain. Seusia dia mampu menolak uang pemberian Ibunya karena ia tau dan dapat merasakan pedihny miskin dan kesakitan yang diderita ibu dan neneknya. Ia tak mau menyusahkan orangtuanya.

Kedua, seorang nenek yang mengajarkan pada cucunya arti penderitaan, tentang memahami orang yang “dibawah”, mengajaknya untuk ikut mengerti akan orang yang lebih susah darinya.

Peduli dan empati adalah kita menangggapi perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain, karena kita secara alami merasakan kepedulian terhadap sesama – berupaya mengenali pribadi orang lain dan keinginan membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan.

Lalu bercermin pada diri sesering apakah kita berempati? Pertanyaan itu yang mesti ada dibenak kita. Sehingga mampu menyelami keadaan orang lain tanpa harus menyakiti. Melihat “kebawah” dengan bersahaja dan tanpa memandang remeh yang “diatas”. Melalui empati, kita mengenali rasa kemanusiaan kita sendiri terhadap oranglain. Oshin kecil mampu mengajarkan kita. Lalu bagaimana kita yang dewasa?


Friday, February 6, 2009

Hey Y'all


Assalamu'alaikum sahabat semua..! Apa kabar ? semoga terus berkarya dan menuju kemanfaatan untuk masyarakat. Makasih ya dah mau blog walking ke blog ini. Nah, ini release produk souvenir terbaru dari saya untuk para jojoba (jomblo-jomblo bahagia) yang berencana akan mengakhiri masa jomblonya. Souvenir diatas terbuat dari kayu yang di batik dengan tambahan cermin dan aneka macam bentuknya. Sahabat juga bisa pesan ke saya dengan membuat design sendiri atau motif lukisan gaya diri kita yang tentunya bisa menjadi kenang-kenangan saat nikah. Karena biasanya souvenir nikah pengen yang unik-unik kan? Ada juga nih kepala wayang yang dijadikan hiasan kulkas, dompet batok kelapa, dompet batik, Lilin Ice Cream, gantungan kunci wayang, dan masih banyak lagi. Gambar yang diatas cuma sample souvenir yang paling laku terjual yaitu cermin kayu batik. Akhirnya untuk mengawali tahun 2009 kami merelease model-model cermin batik kayu. Dan Insya Alloh masih ada bebarapa produk-produk lainnya dengan harga grosir. Untuk harga jangan khawatir, sangat murah kok:) bisa kontak swarassari@gmail.com.

Nah untuk liat-liat souvenir yang lainnya bisa datang ke warung souvenir saya di www.warassari.com, kapan saja atau bisa langsung ke showroomnya di jogja. Kontak-kontak dulu yaa...

Peace & Love,
Mom Idea^_^

Copyright © 2014 Senang di Rumah