Thursday, August 21, 2008

Pindahan Blog


















Akhirnya setelah sekian lama bertempat tinggal di http://sajaksubuh.blogspot.com saya memutuskan untuk pindahan ke alamat blog ini. Capek juga pindahan. Sudah lamaaa bangeet ga blog walking mudah-mudahan masih pada ingat saya. Saya pindah dikarenakan saya lupa imel, password dan lain2 untuk masuk ke blog saya yang lama. Setelah diutak-atik tetap tidak bisa. Yah, sudah nasip, mungkin ada yang bisa bantu? hehe. Unfortunately, penyakit lama pelupa ternyata sulit di insafkan. Mohon maaf buat teman-teman yang pernah ninggalin komen di cbox, tidak pernah di kunjungi balik. So, now I'm back to blog. ^_^

Wednesday, August 20, 2008

Memorable Moment


Tepat tanggal 1 Februari 2008 saya sudah tidak lagi menjabat Program Director di radio tempat aku berkarya. Entah rasanya ada yang hilang dari diri saya. Saat-saat berpacu dengan waktu, saat malam berpusing-pusing hingga terkadang HB rendah entah menguap ke bilik mana. Diskusi-diskusi dengan teman-teman sesama Management, Penyiar, Scripwriter, Operator dan Produksi terasa hari-hari yang penuh makna. Namun disinilah saya mencoba kembali merefresh segala rasa tentang arti perpisahan dan pembelajaran. Perpisahan mengajarkan kita untuk terus belajar, mengahargai mereka yang pernah terlibat dalam alam jiwa dan pikiran. Mencoba belajar untuk merangkum hasi-hasil pertemuan dan pertemanan selama ini, di setiap waktu.

Pertemuan ini bukanlah hasil rekayasa manusia, tetapi ini merupakan garis Taqdir yang mesti kita jalani dan lewati. Pekerjaan ini bukanlah coba-coba. Wajah-wajah kalian adalah perwujudan ”prajurit-parajurit” tawanan perang penjajah yang berusaha bangkit dan memberontak demi tegaknya sebuah kemerdekaan. Merdeka tanpa dusta pada Tauhid, merdeka tanpa caci pada sesama. Prajurit-prajurit di radio ini berlaga bak seorang yang tidak mau kalah pada Goliath yang merampas hak mereka. Mereka sadar apa yang mereka lakukan demi sejarah dan keutamaan anak cucu. Walau kadang peluh menghampiri dan kumal menjadi selimut. Walau kadang perut sudah tidak merasakan peka (karena sering begadang malam dan malas makan) –mereka yang senang menghabiskan waktu diradio.

Entah kadang tanpa sadar kita belum apa-apa, hanya saja jangan sampai kita kalah ”perang” lagi dengan mereka yang telah menjajah aqidah kita. Jangan sampai kita menghirup dan menghembuskan hawa kesombongan pada jiwa. Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk Istiqomah walau dengki setan selalu menggoda untuk lari. Dan Jenderal Sudirman mengajarkan kita untuk bergrilya, namun kenapa kita kadang malas bergrilya demi sesuatu.


Hingga suatu saat ada suatu moment yang tak kan bisa aku lupakan, saat perpisahan di kantor kita, yang menyisakan kenangan. Tentang arti cinta dan pertemanan. Karena waktu kini berjalan cepat seolah tak ada celah untuk salah, mengajarkan kita untuk hati-hati dalam setiap langkah hingga terus menghargai orang-orang yang ada disekitar kita. Saya tidak pernah menyangka dan meminta dalam sebuah perpisahan ada sebuah memorable gift. Hadiah yang membuat saya menganga (alamat saya di cap Ndeso) saat itu saya mendapatkan cincin emas bertahta batu mengkilap. Cincin dari Radio ini ada dua, pertama ketika sau mau nikah, melepas masa lajang, dan kedua ketika saya mau hijrah. Ahh, alangkah murah hatinya Alloh padaku. Ahh, alangkah mulianya ”para komandan dan prajurit” ini. Aku berterima kasih. Sangat. Bukan karena materi yang sudah diberikan tetapi, semangat akan memberi cinta dan membagi jiwa surgawi.

Untuk Radio Mujahidin FM 105.8
Moga Alloh mengabadikan kebaikan kalian dalam tinta emas penuh kemuliaan.
Read the rest of this entry

Gimbal Reggae VS Gimbal Jagung


Postingan Jum’at ini tentang wisata dapur. Akibat latah acara TV setiap hari sabtu dan minggu berkisar tentang dapur. Maka, sebelum sabtu sudah saya posting, dan semoga bisa dicoba. Sekedar share info, kamis kemaren Bob Marley dirayakan penggemarnya atas hari ulang tahun walaupun kenyataanya Bob Marley sudah meninggalkan dunia sejak beberapa tahun yang lalu. Perayaan 63 tahun Bob Marley dirayakan dengan pemilihan orang yang mirip Bob Marley, dan kemudian bernyanyi ala Reggae Bob Marley. Rata-rata rambutnya pun di buat gimbal, entah berapa banyak obat kimia yang nemplok dirambut gimbal. Entah berapa lama tidak mencuci rambut, sehingga saat goyang reggae, mungkin terdapat kutu yang juga bergoyang, hihihi.

Mengingat gimbal saya juga mengingat gimbal jagung, sehingga menu masakan sabtu ini seputar Gimbal. Rambut gimbal reggae juga sepertinya terinspirasi dari “rambut” gimbal pirangnya jagung. Namun sayang jagung tak bisa berbuat apa-apa, tak bisa pula mematenkan rambut gimbalnya. Hehe.

Nah, resep lauk ini cocok sekali buat para jomblowan dan jomblowati, yang punya kesibukan kuliahnya ataupun berkutat pada arsip-arsip kerja. Tapi dipraktekkan buat ibu-ibu juga enak loh. Sangat gampang dan bahkan sudah diketahui banyak orang tapi kalo yang belum pernah mencoba, yuk coba. Gampang sekali, bahan dasarnya cukup mudah yaitu Jagung, tetapi jagung manis.


Bahan – bahannya:

Jagung Manis sebanyak 5 bonggol (yang kecil-kecil, kalau yang besar cukup 3 bonggol jagung).
Sahang 1 1/2 sendok teh/sendok bumbu.
Bawang putih 4 siung.
Gula sejumput jari (jangan kebanyakan, ntar hasil gorengannya jadi aga hitam).
Garam satu sendok teh peres (secukupnya, tergantung selera).
Kemiri secukupnya (sebagai pengganti penyedap rasa, kalo ada alternatif lain boleh seperti masako; sesuai selera).
Telur 2 butir.
Tepung 5 sendok makan (kekentalan disesuaikan).

Cara membuat :

Jagung yang sudah dicuci di pipil semuanya, kemudian ditumbuk kasar merata.
Masukkan telur, aduk.

Bumbu; sahang, garam, gula, bawang putih ditumbuk halus.
Setelah halus masukkan ke adonan jagung yang sudah ditumbuk kasar. Kemudian aduk hingga rata.
Masukkan kemiri (yang sudah dihaluskan) / penyedap rasa lainnya, aduk.
Masukkan tepung, nah aduk semuanya hingga merata.

Nah sudah diaduk semuanya, maka dibiarkan sejenak hingga meresap bumbu-bumbunya, kemudian tinggal digoreng. Siap disajikan. (buat suamiku, kasihan deh, ga bisa nyicip, hehe).

Buat para pembaca, selamat mencoba, dan silahkan kopas. Sudah dicoba didapur Wara ^_^

Budget 10.000,- Tionghoa


Kisah yang akan dipaparkan ini adalah tentang Tionghoa, bukan karena ”mendadak” imlek tapi sebuah kisah saja yang ingin dituliskan tanpa strukturisasi penulisan. Kisah ini berangkat dari pagi itu saat belanja di warung dekat rumah. Bertemu dengan seorang Ibu-ibu Tionghoa. Wanita berperawakan kecil ini sangat sering kerumahku untuk menjajakkan sayur-sayuran yang dia ambil dari orang tionghoa juga. Sayur-sayuran itu sudah dibungkus rapih dalam plastik-plastik kecil. Jenis sayuran itu selalu sama, kacang mekah, timun, tomat, dan kecipir. Dan ketika kerumah dagangannya hampir selalu dibeli dengan alasan kebutuhan maupun kemanusiaan, rasa kasihan karena sudah membawa terlalu berat dagangan dengan berjalan kaki.

Ternyata saat Imlek wanita ini belanja di pagi hari, dengan modal Rp. 10.000,- budget yang bisa dikatakan sedikit untuk makanan hari lebaran. Itupun dengan mati-matian menawar, sambil sedikit ngomel. Ternyata uang yang dibelanjakan sejumlah Rp. 4.300,- berisi jagung muda, bayam, daun sop dan kentang. Usut punya usut ternyata malam sebelumnya mertuanya meninggal dunia dirumahnya. Yang aku pikirkan saat itu, seberapa banyak tetangganya melayat, serta membantunya. Karena dilingkungannya orang-orang berkulit sawo. Untuk masuk kerumah orang Tionghoa saja, pasti berpikir dua kali karena biasanya ada Guk-guk.

Budget 10.000,- bagi sebagian masyrakat Tionghoa sangat sedikit, karena rata-rata orang Tionghoa sudah mendominasi perekonomian, walaupun ada hal yang sedikit dilupakan yaitu sistem pemerintahan. Karena pemerintahan ”menolak” keberadaan Tionghoa maka sudah ditanamkan sejak kecil bahwa tak ada pekerjaan buat masyrakat kulit kuning ini selain BERDAGANG.

Masyarakat Tionghoa khususnya di Kalimantan Barat sudah sering disorot, dari masa terusirnya tionghoa dari ”kampungnya” sehingga terjadi pengungsian besar-besaran pada tahun 1967 , sampai-sampai banyak orang kulit kuning ini beralih profesi menjadi pengemis. Ketika itu terjadi pembunuhan-pembunuhan terhadap etnis Tionghoa Kalbar oleh etnis Dayak yang dikenal dengan peristiwa "mangkok merah"

Hingga kemudian Tionghoa bangkit sampai-sampai ingin membangun China’s Town Square diwilayah Jl. Gadjah Mada yang didominasi kulit kuning ini. Dan kini Tionghoa mampu menembus ranah perpolitikkan (2007) dengan mendudukkan seorang Wakil Gubernur dan bersanding dengan seorang Dayak yang historisnya pernah menjadi musuh Tionghoa Kal-Bar. Tidak sedikit mereka yang alergi dengan politik. Sepertinya mereka sudah sadar bahwa politik sangat diperlukan untuk tujuan mereka. Kompleksitas keberadaan etnis ini dipengaruhi oleh filsafat hidup, latar belakang sejarah, lingkungan hidup politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Sehingga mempengaruhi pembentukan karakteristik Individu dan kelompoknya.

Harus disadari bahwa keberadaan mereka di kehidupan masyarakat yang beragam adalah dalam rangka menunjukkan eksistensi keberadaanny dari keterjajahan, semoga bukan keinginan memindahkan Beijing di Indonesia.Dan semangat orang kulit kuning ini seharusnya dibarengi dengan nilai-nilai logis perjuangan dan tidak menutup mata atas kebudayaan diluar mereka. Semoga tak ada lagi pengucilan terhadap Tionghoa yang berpindah agama dari agama leluhurnya.

Sajak Buat Ghuroba


Semasa SMA aku dan teman-teman sangat bangga dengan syair Ghuroba. Pesan Ghuroba lah yang membuat kami tetap bersemangat menapaki hari, menjajaki idealisme, saling memberi cinta saling memberi jiwa. Saat itu jiwa kami sama jiwa Ghuroba. Namun syair-syair itu jarang lagi aku dengar disenandungkan. Ya mungkin radio-radio kini tak bisa memperdendangkan syair itu. Padahal aku ingin suatu saat mendengarkan di radio dendang Ghuroba.


Sajak Ghuroba kini menjelma dalam kehidupan anak-anak muda zamannya. Diimplementasikan dalam kehidupan nyata.

Untuk Ghuroba, aku ingin menyenandungkan kembali syairmu, perlahan-lahan dengan menundukkan jiwa.


“Ghuroba, kami takkan meletakkan meletakkan kening kepada selain Alloh
Kami rela ia sebagai syiar bagi kehidupan kami
Jika engkau bertanya siapa kami,
Kamilah orang yang tak gentar dengan thagut durjana kamilah tentara Alloh,
langkah kami langkah ksatria.
Kami tak peduli dengan belenggu
Terus maju menuju keabadian
Kami terus berjihad dan berjuang dan berperang kembali di jalan-Nya
Ghuroba itulah orang-orang merdek ditengah para budak.

Betapa sering kami mengingat masa lalu
Disaat umat Islam berbahagia
Dengan Kitab Alloh yang selalu dibaca
Diwaktu pagi dan dikala senja”


Moment kenangan ini aku persembahkan bagi mereka yang merasa terasing hidup di kehidupan nyata. Dari satu pulau menuju seribu pulau. Sajak Ghuroba menemani para mahasiswa yang selalu ”kehilangan” tujuan.

Jalan Kenangan Jul Murah


Jul Murah adalah dua nama yang digabungkan. Dua wanita inspiring. Sederhana namun pasti. Jul sore itu mengenakan rok berwarna merah dengan hiasan bola-bola putih dengan atasan kemeja garis-garis. Cukup semarak. Setiap sore, aku melintasi jalan panjang kenangan menuju tempatku berteduh. Sore, kurang lebih antara pukul 16.30-17.00 WIB


Aku melewati jalan itu, dan tanpa sadar secara rutinitas aku menyapanya dengan membunyikan klakson motorku. “Jul!” kulambaikan tanganku saja, sambil terus melintas. Aku dan Jul tidak pernah berdialog secara terbuka dan lama padahal Jul sering main kerumahku setiap hari Minggu, karena disanalah ia belajar agama. Belajar dengan Kakakku. Dan aku juga terlalu sibuk, sehingga lupa menyapa Jul.

Kini Jul, dulu Mbak Murah. Mbak Murah adalah wanita yang juga naik sepeda. Keduanya mampu naik sepeda sejauh 20-25 km bahkan lebih. Wanita yang kuat untuk jaman sekarang. Uniknya, merekalah yang ”menemani” sore-sore ku, rutinitas sepulang kerja atau pun mau pergi kerja menyusuri jalan kenangan, Jl. Arteri Supadio. Mbak Murah, sewaktu aku pulang sering ku pegang tangannya, menariknya dengan sepeda yang dia tumpangi dan aku dengan motorku.


Kini, Mbak Murah jarang kutemui, wanita yang Tuhan anugerahi fisik yang sederhana ini entah dimana sekarang. Aku teringat dulu mbak Murah pernah punya harapan, ingin menikah. Tapi entah lelaki mana yang kan melamarnya. Yang aku sesalkan adalah kenapa aku hanya menyapa bukannya berbincang. Maafkan aku Jul dan Murah, aku menyayangi kalian dalam kesederhanaan. Semoga Alloh menyayangi kalian dalam kemewahan.

Being a Good Parenting, Heart to Heart


The new couple of the age, more feel confuse how manage their children earlier. They do with their feeling of they heart. Whereas the strategic of parenting to mold their children knowing the science early. Heart to heart is the strategic of parents to plug in their children. There are some ways how being a good parenting.

1. Lets your children know what you do and involved in your children’s life

Communication between children and parents need quality of frequency. How make the good respond, it’s should be of well knowledgeable. Lets your children proud what the parents do, maybe you can invite them go to your work place. Get the effect of this communication. Certainly your children also will tell everything about themselves and can help accomplish their problem. Positioning as a friend, teacher, parents is need skill to arrange. When your children need you as a friend you must work hard to involved their life. Know their mentally and physically. In one time, we suggest you, to go a long day to talking about things.

2. Loving but not too loving

When you loving it does not mean you give everything that they need. What they want, you must buy. No, it is not good expression. It can be increase your children go to expectations or material possessions. Giving them what they should be get, like a consequence of achievement, diligence or discipline.

3. Establish and set rules but don’t bit their independence

The rules for your children behavior must be applied earlier. It is useful when they going to be mature. They can manage their live, organization, job, and education. They can stand alone and survive of living. There are some question that you must be answer when the night. “Where is my child, who is their friend, what is my child doing?” Discipline is need firmness. There is award and punishment. But, remember don’t bit their independence what their decided, during its good and not run into badness. You also develop their sense of self-control and self direction. Knowing activate also educated daily. Avoid the harsh discipline because it makes distance between you and your children.

4. Explain your rules or decisions and be consistent

The communication and expression in rules must be known by your children. Let they know. And saying heart to heart and with awareness well. The more your authority is based on wisdom and not on power, the less your child will challenge it. The consistency of establish the rules is start from 1-5 years, 6-12 years, 12-up to. Make the different rules. Identify your non-negotiable. “If your rules vary from day to day in an unpredictable fashion or if you enforce them only intermittently, your child’s misbehavior is your fault, not his. Make sure your rule is besides home age of children.

5. Treat your child with respect and good expression


The best way to get respectful treatment from your child is to treat him respectfully. Respect his opinion. Pay attention when he is speaking to you. You should give your child the same courtesies you would give to anyone else. Speak to him politely and kindly. Children treat others the way their parents treat them. Your relationship with your child is the foundation for her relationships with others.

Puisi Jiwa


Sesering apakah kita berpuisi. Dalam setiap keheningan, momentum besar, dan keterpurukan biasanya lahir puisi-puisi indah, begitu memukau dengan energi tanpa batas. Puisi menjadikan ukhuwah yang retak bisa tersambung lagi. Ada suatu cerita dan banyak sekali kisah puisi dari imel ke imel atau bahkan memenuhi ruang layar monitor telepon genggam. Ini tanda tak habis puisi jika dilumat. Seorang Chairil Anwar mengatakan sesuatu dengan puisi, begitu pula dengan Taufik Ismail. Tak kalah juga seorang anak bernama Abdurrahman Faiz. Mereka adalah contoh kecil dari berjuta orang yang berkata dengan puisi.

Istri Chairil Anwar, Sri Ajati, adalah wanita yang termasuk beruntung bisa menikmati puisi khusus buatnya.

”Senja di Pelabuhan Kecil”
(Buat Sri Ajati)

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Dari : Deru Campur Debu (1949)


Sri Ajati alias Ny. R.H. Soeparsono adalah Istri Chairil Anwar yang mengaku tidak pernah menerima puisi cinta ataupun ungkapan cinta secara langsung kepada istrinya. Saya jadi teringat bahwa memang sedikit mengalami kesulitan bagi seorang lelaki untuk mengungkapkan pada istrinya. Entah karena gengsi ataupun malu.

Sri Ajati begitu terharu, sebuah ungkapan jujur bagi seorang wanita yang biasanya menerima puisi. Terharu, dan tersipu malu. Tap jangan sembarangan membuat puisi, salah-salah bisa norak. Konon sajak tersebut indah sekali, Sri Ajati sendiri yang pernah berprofesi menjadi seorang penyiar di Radio Jepang mengakui bahwa merasa tergetar dan sedih ketika membaca puisi ”Senja di Pelabuhan Kecil”. Buat anda jangan sungkan berpuisi, walau seluruh orang mengejekmu, kamu akan tetap tegar di imajinasi tanpa batas.

”Senja di Pelabuhan Kecil” Itulah bentuk cinta Chairil Anwar, dan inilah bentuk cintaku...

Aku Istrimu

(buat Suamiku)


Temani aku dalam sedih dalam galau

Ada senang ada kegembiraan

Yang menghapus kesedihanku

Dan kesenanganku adalah engkau

Mengertimu adalah kebanggaan

Menemanimu makan adalah kesenangan

Dibandara Adisucipto adalah muara cinta tanpa batas

Kau memandangiku dengan sejuta kebaikan dan hal tersebut

Adalah penghargaan buat wanitamu

Woman Going to Free of Financial

Free of Financial at woman have own especial for herself. Woman marry of course wish to have own production or earnings, although her husband have earnings more. Why? Because woman needn't worry if any times the effort husband experiencing of bankruptcy.

Woman owning earnings can be free to arranging finance to contribute for her environments. Social activity of woman can follow if the woman has well established finance. So how being a woman going to finance independence?

Free of finance do not only fulfill requirement live time for the shake of time. Obtained earnings of woman also can plan her life and her family better. Freedom of Financial is condition where somebody or family can realize her desire requiring money. Free circumstance of financial also can be interpreted of existence of finance which abundance. How in order to the woman can be free of financial, of course it can push the women has own earnings. Besides reaching after good earnings, woman also has to be clever have the strategy. Thinking long-range and own vision of develop her business. So, the woman has best bounce going to free of financial. Among other things the risk which block. There are some ways to optimal inclusion source.

The First: Laboring woman as employees. Go morning or come home at night have become habit to all typical woman of employees. Salaries which remain to and joined the subsidy enable woman own adequate earnings. But for employees owning limitation of earnings and finance which stagnancy, of course still thinks expenditure which is quite a lot. If you work as employees make sure that you have side job which can give earnings more, for example of side job is become teacher, programmer, or make a home industry.

The Second: Laboring woman pursuant to membership. Self-supporting worker or professional is true relying on membership owned to get earnings. Hence the earnings accepted base on how the expert and diligent of your work. Writer, doctor, consultant, designer, or illustrator is example of work which is pursuant to membership. Hence your work can be made professionally and also have good management. Of course its can give earnings more.

The Third: developing your effort. It has to be started from something which fancy. You needn't think to own big direct effort, owning storey building, big or have employees, hence beyond question you'd find that your capital do not enough fulfill conditions of effort. Start to have business and don't limit your desire.

The fourth: you can exploit investments. If you wish fund development which progressive without mixed up with a certain job type, investment is good choice. Investment does not make you have to hard work. Turning around money in order to become to expand hence don't rag chosen Investment to give more earnings. I hope in another times I can do the best what I want to make my women going to free financial.

Tuesday, August 19, 2008

Kenaikan Gaji

Akhirnya…Kenaikan Gaji pun bisa diberlakukan diradioku tercinta. Kenaikan perlahan seiring bertambahnya omset perusahaan. Kenaikan Gaji, Honor, tips, komisi, hibah (ataupun Ghanimah:P ) de el el adalah berita menyenangkan. Gaji dan CS nya merupakan rewards atas kerja keras dan kerja cerdas dari perusahaan bagi karyawannya. Baik kenaikan jabatan atau pun sebuah penghargaan / penghormatan. Bagi yang menerima rewards tersebut tentu ini menjadi motivasi bekerja, menjadi semangat. Namun bagi yang tidak menerimanya tentu ini bisa saja menyakitkan, menjengkelkan, ataupun membuat suasana hati menjadi bad mood. Itu berlaku bagi yang menerima maupun yang tidak menerima, tapi bagaimana jika anda berada diposisi harus menentukan siapa yang akan dinaikkan gajinya, dengan indikator apakah seseorang bisa dipromosikan untuk kenaikan gaji dan ternyata andalah yang menentukan ini.


Pasti berat, karena akan ada sentimen Publik misal bawahan anda yang lain, partner kerja, anggota team atau apalah. Ini menjadi akibat serius yang bisa saja sebuah Tim menjadi kurang solid ataupun menjadi kontroversi. Bisa juga munculnya tuduhan pilih kasih, ataupun subyektif. Suasana kerja menjadi dingin, apalagi Perusahaan yang karyawannya dalam jumlah terbatas.
PNS saja, yang dengan jelas memiliki jumlah tenaga kerja yang uakeeeh ketika disosialisasikan tentang kenaikan gaji maka secara otomatis tanpa komando menjadi Isu sentral yang digemari publik baik media dan individu yang berstatus Pe eN eS, publik terutama pasar bisa bergolak, karena berpikir ”wwaah, sembako bisa naiiiik niiih”.


Menyedihkan sekali nasib seorang Guru, sesudah bekerja 32 tahunan baru bisa menikmati gaji sejumlah 2 juta an. Itupun yang sudah Gol IV. Sehingga menjadi sebuah kewajaran kalo PNS khususnya tenaga kependidikan boleh mencari tambahan sesuai PP No.38/1992, pasal 35, membolehkan guru mencari kesana kemari, jadi mungkin jangan disalahkan tugas pokoknya terabaikan.

Penyerapan Tenaga kerja PNS yang banyak dengan alokasi 37 % dana APBN, tentu bukan main banyaknya. Berbeda PNS, beda juga dg BUMN, yang kenaikan gajinya tidak tercium Publik dengan Gaji bisa 2 kali lipat gaji dari PNS. Berbeda juga dengan BPK yang sibuk en ribut minta Auditornya dinaikkan gajinya agar bisa menyamai Auditor Lembaga Swasta. Lebih parah lagi Parlemen ikut-ikutan minta naik gaji. Semuanya menjadi beda dengan inti yang sama Gaji Naik dengan alasan sama biar mutu menjadi meningkat.


Benarkah mutu menjadi alasan pamungkas untuk sebuah kenaikan Gaji. Seharusnya sudah harus tau diri lah sebuah perusahaan ataupun pemerintah untuk menaikkan gaji karena sebuah kinerja. Karena KINERJA bukan karena tuntutan, kekeluargaan atau apapun. Sehingga mind set yang terbentuk ketika kenaikan gaji adalah karena KINERJA. Jadi jelas adanya kenaikan gaji berirama dengan kinerja, maka semoga saja semuanya menjadi jelas, mudah-mudahan saja.

Esok adalah pengumuman di kantorku tentang kenaikan honor penyiar, dan sangatlah sulit bagi saya menentukan siapa yang layak. Tapi semua harus berjalan sesuai dengan penilaian tersendiri dan kenyamanan kerja. Jika pun ada yang tidak setuju maka berikan kepercayaan penuh bahwa semua berjalan dengan koridor etos kerja serta adab akan pergaulan dengan teamwork. Semua akan ada kenaikan gaji tapi tidak semua untuk saat ini. Saat ini baru segelintir. Doakan perusahan menjadi sangat maju, Bertahanlah pada proses. Menerima keadaan bukan lah sekedar pasrah, menerima keadaan bukan juga menuntut, menerima keadaan adalah koreksi diri atas kinerja.

Anak-anak Sudan di culik untuk Perang dan Seks

Anak-anak di Sudan, khususnya di kawasan Darfur, terus menjadi korban penculikan untuk manfaatkan dalam perang, perburuhan, dan eksploitasi seksual, kata sebuah badan hak asasi manusia PBB, Jumat.
Komite PBB mengenai Hak Asasi Anak mendesak pemerintah Khartoum meningkatkan upaya untuk mencegah penculikan anak dan membantu menyatukan lagi korban dengan keluarga mereka.
Badan tersebut, yang terdiri dari 18 ahli independen, menyampaikan kesimpulan mereka itu setelah mengadakan pertemuan tiga pekan dimana mereka memeriksa catatan 11 negara, termasuk Sudan.
Mereka menyuarakan keprihatinan bahwa anak-anak terus menjadi korban penculikan, untuk dipaksa menjadi prajurit, buruh, dan dalam beberapa kasus, melakukan hubungan seksual, khususnya di Darfur dan Sudan selatan.
Komite itu tidak menyebutkan apakah perekrutan paksa menjadi prajurit itu dilakukan oleh angkatan bersenjata Sudan, milisi Janjaweed sekutunya, kelompok pemberontak atau semua pihak.
Namun, anak-anak dan pemuda jalanan yang terhalau dari rumah mereka akibat konflik yang melanda Darfur sejak 2003 sangat rentan dengan berbagai bentuk eksploitasi, kata badan PBB tersebut.
Pemberontakan yang dilakukan sebagian besar orang non-Arab dan aksi kekerasan untuk menumpasnya yang dilakukan oleh pemerintah telah membuat 2,5 juta orang terusir dari rumah-rumah mereka. Para ahli internasional memperkirakan, 200.000 orang tewas di Darfur, sementara Sudan menyebut jumlah kematian sekitar 9.000.
Komite itu juga memperoleh informasi bahwa anak-anak dipaksa menjadi pelacur atau melakukan pernikahan dini "agar mereka bisa bertahan hidup dengan imbalan makanan, uang atau kebutuhan pokok".
Delegasi Sudan pada pertemuan itu mengatakan, adalah ilegal menggunakan anak-anak untuk perburuhan paksa, eksploitasi seksual atau pornografi, dan menjual anak merupakan pelanggaran yang tidak dikenal di kalangan masyarakat negara tersebut.
Sebuah satuan perlindungan keluarga dan anak telah dibentuk 15 bulan lalu, kata beberapa pejabat tinggi Sudan dikutip Reuters.(*) Antara
Copyright © 2014 Senang di Rumah